Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan


KARYA ILMIAH
MAHASISWA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

                                                                                          


KATA PENGANTAR

      Dengan menyebut nama Allah SWT Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga karya ilmiah tentang Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam kami tujukan kepada nabi agung Muhammad SAW yang mana kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah.
            Kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada ketua Komisi Pemilihan Mahasiswa Universitas saudara Dewangga Galuh yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menulis karya ilmiah ini. Tak lupa saya juga banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait dan mendukung terbentuknya karya ilmiah ini
Mahasiswa sebagai agen perubahan adalah seseorang yang siap dan mampu mempertanggung jawabkan dan melaksanakan apa yang telah dia ucapkan. Banyak kasus mahasiswa yang hanya bisa berdialektika tanpa melakukan tindakan yang nyata sebagai pengaktualisasian dari pengabdian kepada masyarakat
      Mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Sangat diperlukan saran serta kritik yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Tak lupa kami selaku penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada terdapat salah kata maupun ejaan dalam karya tulis kami.

                                                                                    Blitar, 30 April 2018


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Mahasiwa adalah seseorang yang telah dinyatakan lulus dari tingkat satuan pendidikan SMA sederajat dan diterima di tingkat pendidikan perguruan tinggi. Dalam Tri Dharma perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga dituntut untuk meningkatan rasa kepedulian terhada sesama manusia, serta tetap menjaga nilai nilai agama.  Jadi, menurut pemaparan tersebut mahasiswa dituntut untuk menyeimbangkan antara IQ ( Intelegent Quiet ), EQ ( Emotional Quiet ), dan SQ ( Spiritual Quiet ). Ketiga kecerdasan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan. Mahasiwa yang hanya memiliki kecerdasan akademik tanpa diimbangi dengan dua kecerdasan lainya, maka setiap individu akan memiliki sikap idividualisme tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
Pada masa ORBA (Orde Baru) banak terjadi berbagai ketimpangan-ketimpangan dalam hal Demokrasi. Nilai-nilai yang termaktub dalam pembukaan Undang Undang Dasar Tahun 1945 telah diciderai oleh oknum-oknum yang sengaja membuat negara dengan sistem kerajaan. Pemuda pada masa itu tidak mau untuk dikekang dan dibatasi oleh pemerintah dalam hal menyuarakan pendapat. Maka dari itu terjadilah demonstrasi terbesar dengan maksud menggulingan orde baru yang terkenal dengan sembilan tuntutan rakyat antara lain.
Sumpah mahasiswa merupakan suatu bentuk permasalahan dalam kehidupan terutama kehidupan perpolitikan di Indonesia. Sebagai mahasiswa yang siap menjadi agen perubahan dalam pengaktualisasian Sumpah Mahasiswa merupakan hal mutlak tanpa ada kompromi sedikitpun. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 1998 merupakan ajang pengaktualisasian sumpah mahasiswa yang sebenarnya. Mahasiswa meyuarakan apirasinya tanpa ada embel-embel kepentingan kelompok dan kepentigan pribadi. Setiap mahasiswa memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda dalam hal karakter. Mahasiswa kupu-kupu adalah mahasiswa yang kuliah pulang, kuliah pulang tanpa memperhatikan kegiatan-kegiatan yang ada di keorganisasian. Mahasiswa aktifis adalah mahasiswa yang lebih condong kepada kegiatan-kegiatan berorganisasi. Dari kedua ciri-ciri tersebut mahasiswa tersebut tidak ada salah maupun kurangnya. Setiap ciri-ciri tersebut merupakan hak dari setiap mahasiswa untuk memilih apakah yang akan mereka pilih. Namun ketika kita berbicara mahasiswa sebagai agen perubahan, kedua ciri-ciri tersebut haruslah memiliki satu sifat yang dimiliki sebagai agen perubahan yaitu sikap sosial sikap peduli. Agen perubahan yang memiliki intelektual yang tinggi tetapi tetap peduli terhadap keadaan sekitar. Agen perubahan yang memiliki sikap kepemimpinan tentang organisasi yang matang  dan mau untuk menyumbangkan pemikiran dan tenaga kepada masyarakat sekitar.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Mahasiswa Secara Umum ?
2.      Apakah Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalam segala Bidang ?
3.      Sebutkan Contoh Peristiwa-Peristiwa Mahasiswa sebagai Agen      Perubahan ?
1.3  Tujuan
1.      Mengerti dan memahami Mahasiswa secara umum.
2.      Mampu memerankan dan mengimplementasikan Peran Mahasiswa dalam segala bidang.
3.      Mengetahui berbagai peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan mahasiswa sebagai agen perubahan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Mahasiswa Secara Umum
Mahasiswa sebagai kaum intelektual secara tidak langsung mampu berfikir secara rasional dan mempertimbangkan berbagai pemikiran-pemikiran yang ada guna mendapatkan gagasan baru yang dapat menyempurnakan gagasan yang terdahulu. Kegiatan mahasiwa yang mengharuskan untuk memberikan pemikiran-pemikiran secara individu maupun kelompok dalam berbagai bidang secara akademik, nonakademik, maupun spiritual dianggap mampu untuk memberikan jalan keluar sebagai langkah pengaktualisasian sebuah gagasan. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengedepankan presentasi membuat mahasiswa dianggap mampu dan siap menjadi kaum Intelektual. Sehingga jika ada yang menganggap mahasiswa adalah kaum pemikir itu adalah hal yang benar adanya. Secara historis mahasiswa dapat kita analogikan dengan pemuda. Pada tahun 1908 pemuda telah membentuk suatu gerakan perubahan yang mana terdapatnya taman pendidikan Boedi Oetomo yang dipraaksarai oleh KI Hajar Dewantara. Beliau merupakan bapak dari pendidikan di Indonesia yang dikenal dengan semboyang Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangung Karsa, Tut Wuri Handayani. Tapi mengapa dalam implementasi dunia pendidikan saat ini malah mengedepankan pemikiran-pemikiran barat yang dianggap telah pas dan tepat diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Setelah itu pemuda lagi-lagi mengaktualisasikan gagasan-gagasan mereka yang mana pada tanggal 28 Oktober 1928 yang biasa dikenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan suatu pemikiran atau dialektika dari para pemuda pada saat itu yang mereka merasakan satu rasa, satu bangsa, satu bahasa, satu cita, dan satu Indonesia merdeka. Cita-cita untuk membentuk negara Indonesia telah muncul dan mencuat dari dialektika-dialektika pemuda. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, alinea pertama ini menjelaskan kepada kita bahwa, darah perjuangan kita adalah darah Indonesia, pembelaan terhadap kaum-kaum yang tertindas adalah harga mutlak. Kami putra da putri Indonesia, mengaku berbansa yang satu, bangsa Indonesia dan alinea ke tiga adalah kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dari sisi historis diatas dapat disimpulkan mahasiswa adalah pemuda penggerak roda dalam kehidupan berbangsa. Dimana setiap terdapat peristiwa-peristiwa yang penting dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa di Indonesia pasti terdapat peran dari Mahasiswa di dalamnya. Maka dari itu bukan menjadi alasan bagi mahasiswa untuk tidak berproses secara maksimal di kehidupan citivas akademika. Ketika mahasiswa mampu menjadi agen perubahan dalam hal ini sebagai roda penggerak kehidupan berbangsa. Tidak diragukan lagi bangsa Indonesia akan menjadi macan Asia dimana Mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan.



2.2  Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan
Demokrasi adalah penyampaian pendapat secara bebas. Mahasiswa adalah kaum yang bebas untuk berekspresi dan mengungkapkan pendapat baik lisan maupun tulisan. Mahasiwa disini diposisikan ditengah-tengah antara masyarakat dan pemerintah. Dalam membela rakyat mahasiswa melakukan penyuaraan-penyuaraan aspirasi-aspirasi dari masyarakat. Dan sebagai partner pemerintah dalam hal pengkritisian kebijakan kebijakan dari pimpinannya. Sebenarnya mahasiswa bisa berperan dalam hal apa saja, namun kali ini saya sedikit mengulas tentang Tri Darma Perguruan Tinggi yang mana kita analogikan dengan peran-peran dari mahasiswa sebagai Agen Perubahan.
Pendidikan dan Pengajaran merupakan poin pertama yang tertuang dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan sesuatu pencarian ilmu pengetahuan melalui tingkatan satuan pendidikan. Pendidikan bisa juga disebut membagi ilmu yang telah diperoleh kepada yang lebih membutuhkan. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu untuk menyelesaikan studi perkuliahan dengan hasil yang memuaskan. Ketika poin pertama dalam Tri Darma Perguruan telah dilaksanakan sebagai mahasiswa wajib untuk melakukan pengajaran. Pendidik yang tidak mampu untuk mengajar sama hal nya dengan tong kosong tidak ada harganya. Ilmu haruslah mahasiswa bagikan dengan melalui bimbingan belajar, klompok study, dll. Semua itu adalah tugas peran dari mahasiswa sebagai agen perubahan dalam hal poin pertama Tri Darma Perguruan.
Dalam poin kedua Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Penelitian dan Pengembangan merupakan sesuatu pelengkap dalma kegiatan perkuliahan. Mahasiswa dituntut untuk bisa melakukan kegiatan riset atau penelitian yang memiliki fungsi sebagai akreditasi PRODI masing-masing salah satunya. Banyak permasalahan saat ini tentang mahasiswa yang cerdas dalam hal berargumen melalui media lisan tapi lemah dalam hal penyampaian secara tulisan. Ini merupakan sesuatu yang goblok bagi mahasiswa yang siap dan mampu sebagai agen perubahan. Kita tidak perlu untuk menuntut berbagai permasalahan-permasalahan yang ada di kampus karena hak-hak kita yang memang sampai saat ini masih dalam taraf yang minim. Tapi buatlah sebuah mainset yang berbeda yaitu apa yang telah saya berikan kepada kampus ini. Melalui penelitian dan pengembangan kita bisa mengaktualisasikan dalam bentuk ciptaan dari gagasan-gagasan mahasiswa sebagai agen perubahan.
Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan sesuatu yang telah digembor-gemborkan akhir-akhir ini. Kita tahu bahwa tentang demonstrasi Kartu Kuning Untuk Jokowi maksudnya mahasiswa berkeinginan untuk mengimplementasikan Tri Darma Perguruan Tinggi ini khususnya poin ketiga. Dengan mengangkat tema gizi buruk di Asmat, Papua, tapi apa yang mereka lakukan. Para demonstran tersebut hanya melakukan kegiatan kritis tanpa tranformatif. Ketika mahasiswa menjadi agen perubahan mereka dituntuk untuk menjadi seseorang yang bisa kritis tapi juga memberikan tindakan, solusi bagi permasalahan tersebut.


2.3  Contoh Peristiwa
Banyak contoh peristiwa-peristiwa yang terjadi mulai dari tahun 1908
sampai sekarang ini. Contoh yang pertama peristiwa Boedi Oetomo yang mengangkat tema pendidikan dikala itu. Yang kedua peristiwa Sumpah Pemuda yang dipelopori oleh para pemuda dan pemudi Indonesia yang menuntut Indonesia untuk merdeka. Contoh yang ketiga adalah peristiwa Demonstrasi 1998 yang mana dengan maksud menggulingkan kekuasaan Tirani dari Bapak Presiden Soeharto. Selain dari ketiga contoh peristiwa diatas masih banyak lagi yang tidak akan kami sebutkan satu-persatu. Hal yang dapat kita petik dari peristiwa-peristiwa diatas adalah mahasiswa harus bergerak, mahasiswa harus menjadi agen perubahan karena hal-hal besar hanya akan terjadi apabila semua instrumen dari mahasiswa mau untuk menjadi agen perubahan.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Mahasiswa sebagai agen perubahan bukanlah sesuatu hal yang harus
dilakukan sendirian. Ketika kita sebagai mahluk sosial pasti membutuhkan bantuan orang lain. Dari peristiwa penggulingan kursi presiden pada tahun 1998. Seluruh komponen dari masyarakat dan pemuda bersatu untuk menuntut adanya kebebasan dalam hal berpendapat, pengaktualisasian demokrasi yang sebenar-benarnya. Merupakan suatu gerakan yang dilakukan bersama-sama.

3.2  Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa terdapat kesalahan-
kesalahan penulisan karya ilmiah kami. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan tanggapan berupa kritik dan saran yang membangun. Sehingga sebagai penulis dapat membuat makalah yang lebih baik kedepannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logika Proposisional

Kalimat Berkuantor

Hardware, Software, dan Brainware